Selasa, 13 Oktober 2015

PENANGANAN PASCA PANEN CABAI KERITING



A.  Pasca Panen Cabai Keriting
Cabai segar mempunyai daya simpan yang sangat singkat. Oleh karena itu,
diperlukan penanganan pasca panen mulai dari  pemanenan sampai pengangkutan
harus  dilakukan secara  hati-hati,    Jika  tidak  maka  penanganan  akan  membuat
cabai  mudah  rusak  dan  menyebabkan  penyusutan  terhadap  bobot  cabai. Jumlah
kerusakan yang terjadi mulai dari lapangan sampai ke tingkat pengecer sebesar 23% .

Kerusakan  yang  terjadi  pada  cabai  dapat  terjadi  secara  mekanis  dan  fisik.
Kerusakan  mekanis  umumnya  terjadi  selama  pengemasan  dan  pengangkutan  dan
kerusakan  fisik  dapat  disebabkan  oleh  lingkungan  tempat  penyimpanan  cabai
terlalu  lembab  (90%)  atau  suhu  tropis  yang  tinggi.  Kerusakan  fisik  ini  ditandai
dengan  membusuknya  cabai  segar  yang  disimpan.  Kelembaban  lingkungan  tidak
boleh  kurang  dari  80%  karena  bisa  menyebabkan  cabai  kering  sehingga cabai
tampak keriput dan terlihat tidak segar lagi. 
Akibat  dari  kerusakan  mekanis  dan  fisik  ini  tentunya  sangat  merugikan.
Oleh  karena  itu,  agar  cabai  dapat  dipertahankan  kualitasnya  sampai  ketangan
pembeli, diperlukan penanganan yang baik dari mulai panen sampai pasca panen.
Agar  buah  cabai  tetap  segar pada  saat  dijual,  sebaiknya  buah  cabai  yang
telah masak sempurna (100% merah) harus segera dipasarkan.  Tetapi pemasaran
dapat ditunda atau buah yang akan dipasarkan  jaraknya jauh, buah cabai dipanen
pada  saat buah  matang  hijau  (merahnya  belum   merata). Buah yang akan  diolah,
dipanen setelah matang penuh. 
Penanganan  pasca  panen  cabai  dapat  dilakukan  berdasarkan  prinsip  GHP
(Good Handling Practices). GHP adalah cara penanganan pasca panen  yang baik
yang  berkaitan  dengan  penerapan  teknologi  serta  cara  pemenfaatan  sarana  dan
prasarana  yang  digunakan.  GHP  meliputi  pelaksanaan  kegiatan  penanganan
pascapanen produk pertanian secara baik dan benar, sehingga mutu produk dapat
dipertahankan,  menekan  kehilangan  karena  penyusutan,  kerusakan  dan
memperpanjang masa simpan dengan tetap menjaga status produk yang tangani.

B.     Perlakuan Pasca Panen Cabai Keriting
Sebelum didistribusikan, cabai yang telah dipanen harus melalui rangkaian
proses  pasca  panen  yang  meliputi  kegiatan  sortasi,  curing,    pengemasan  dan  penyimpanan.
1.       Sortasi 
Sortasi  dilakukan untuk  memisahkan  antara  cabai  yang  rusak  (busuk,  patah,
memar) dengan cabai  yang baik.  Sirtasi bertujuan untuk memperoleh  hasil  yang
berkualitas baik dengan tingkat kematangan yang seragam.

2.       Curing
Curing dilakukan untuk memaksimalkan pembentukan dan kestabilan warna cabai
sebelum diolah. Tujuannya untuk membuang panas  lapang.  Biasanya para petani
melakukan  curing  dengan  cara  menghamparkan  cabai  yang  dipanen  di  tempat
teduh.

3.       Pengemasan
Pengemasan  cabai dilakukan  untuk  melindungi  cabai  dari  kerusakan  selama
pengangkutan.  Kemasan  dibuat  berbagai  bahan  dan  bentuknya  disesuaikan
dengan  kapasitas  cabai  yang  akan  dikemas.    Untuk  pasar  luar  negeri  (ekspor)
dikemas  menggunakan  boks  karton  dan  cabai  disusun  memenuhi  volume  boks
kemasan.  Kemasan  diberi  ventilasi  udara  sehingga  tidak  tertutup  sama  sekali.
Pada bagian luar kemasan diberi label dengan gambar agar lebih menarik.
Untuk  pemasaran  antar  kota,  petani  mengemas  cabai  biasanya  menggunakan
jaring  kapasitas kira-kira 25-50 kg. Kemasan yang biasanya: 
1.  Kerancang bambu ukuran alas 40 cm, tinggi 44 cm diameter tutup 50 cm
2.  Kemasan  karton  ukuran  35  x  40  x  50  cm  yang ke  enam  sisinya  diberi  lubang
sirkulasi udara (diameter 1 cm jarak antara titik lubang 10 cm). 
3.  karung plastik
Ketiga kemasan diatas idealnya mampu menampung cabai sekitar 20 – 25 kg. Jika
lebih  dari  25  kg  cabai  bagian  bawah  dapat  mengalami  kerusakan.  Menurut
Setyowati  dan  Budiarti  (1992)  Kemasan  yang  terlalu  besar  dapat  menurunkan
mutu cabai terutama yang berasa dibagian bawah.
4 . Sebelum dilakukan pengemasan,  buah cabai terlebih dahulu dicuci lalu dilakukan
perendaman dengan larutan klorin (natrium hypo chlorid atau metabisulfit) 0,05% 
(0,05/100 x 1000 ml =0,5 gr/l). 
5 . Selain kemasan di atas, kemasan  yang lain dapat digunakan adalah:
1.  Plastik  LDPE,  disimpan dengan  suhu  kamar  dapat  dipertahankan  selama  1
minggu dengan cara membuat pola 16 titik.
2.  Stereoform,  disimpan  pada suhu  kamar  dapat  dipertahankan  selama 2 minggu.
3. Daun pisang lakukan dengan suhu kamar dapat dipertahankan selama 1 minggu dengan menggunakan daun pisang .

4.       Penyimpanan
  Penyimpanan  cabai  merah  pada  ruang  penyimpanan  bersuhu  8 – 12o dengan  kelembaban  90 – 95  % dapat  mempertahankan  masa  simpan  selama  3-8 hari.  Cara  terbaik  untuk  menyimpan  cabai  merah  segar  adalah  dengan.
Penyimpanan  dingin  bertujuan  untuk menekan tingkat perkembangan mikroorganisme dan perubahan biokimia  berdasarkan  jenis  bahan  pengemas,  daun  pisang  memberikan kualitas  terbaik  dalam  penyimpanan  cabai  merah  segar  kemasan  dikarenakan  daun  pisang memberikan  nilai  susut  bobot  terendah  dan  memberikan  nilai  tertinggi  dalam mempertahankan  kadar  air,  vitamin  c,  nilai  uji  organoleptik,  tekstrur,  warna  dan  aroma. 
Penyimpanan yang memberikan kualitas terbaik cabai merah dalam kemasan direkomendasikan selama  1  minggu.  Semakin  lama  penyimpanan  maka  susut  bobot  semakin meningkat.    Pengemas  yang  direkomendasikan  adalah  daun  pisang  dan  disimpan dalam pendingin selama 4 minggu.  


3 komentar:

  1. Blog yg menarik dan menambah ilmu pengetahuan sudi kiranya untuk mampir ke blog Karyatuliskanaya.blogspot.com jika ada waktu ditunggu kritik dan sarannya trimakasih

    BalasHapus
  2. untu cabe merah besar supaya bisa lebih awet bagaimana ya?

    BalasHapus