A. Pasca
Panen Cabai Keriting
Cabai
segar mempunyai daya simpan yang sangat singkat. Oleh karena itu,
diperlukan penanganan pasca panen
mulai dari pemanenan sampai pengangkutan
harus dilakukan secara hati-hati,
Jika tidak maka
penanganan akan membuat
cabai mudah
rusak dan menyebabkan
penyusutan terhadap bobot
cabai. Jumlah
kerusakan yang terjadi mulai dari
lapangan sampai ke tingkat pengecer sebesar 23% .
Kerusakan yang
terjadi pada cabai
dapat terjadi secara
mekanis dan fisik.
Kerusakan mekanis
umumnya terjadi selama
pengemasan dan pengangkutan
dan
kerusakan fisik
dapat disebabkan oleh
lingkungan tempat penyimpanan
cabai
terlalu lembab
(90%) atau suhu
tropis yang tinggi.
Kerusakan fisik ini
ditandai
dengan membusuknya
cabai segar yang
disimpan. Kelembaban lingkungan
tidak
boleh kurang
dari 80% karena
bisa menyebabkan cabai
kering sehingga cabai
tampak keriput dan terlihat tidak
segar lagi.
Akibat dari
kerusakan mekanis dan
fisik ini tentunya
sangat merugikan.
Oleh karena
itu, agar cabai
dapat dipertahankan kualitasnya
sampai ketangan
pembeli, diperlukan penanganan
yang baik dari mulai panen sampai pasca panen.
Agar buah
cabai tetap segar pada
saat dijual, sebaiknya
buah cabai yang
telah masak sempurna (100% merah)
harus segera dipasarkan. Tetapi
pemasaran
dapat ditunda atau buah yang akan
dipasarkan jaraknya jauh, buah cabai
dipanen
pada saat buah
matang hijau (merahnya
belum merata). Buah yang
akan diolah,
dipanen setelah matang
penuh.
Penanganan pasca
panen cabai dapat
dilakukan berdasarkan prinsip
GHP
(Good Handling Practices). GHP
adalah cara penanganan pasca panen yang
baik
yang berkaitan
dengan penerapan teknologi
serta cara pemenfaatan
sarana dan
prasarana yang
digunakan. GHP meliputi
pelaksanaan kegiatan penanganan
pascapanen produk pertanian
secara baik dan benar, sehingga mutu produk dapat
dipertahankan, menekan
kehilangan karena penyusutan,
kerusakan dan
memperpanjang masa simpan dengan
tetap menjaga status produk yang tangani.
B. Perlakuan
Pasca Panen Cabai Keriting
Sebelum didistribusikan, cabai
yang telah dipanen harus melalui rangkaian
proses pasca
panen yang meliputi
kegiatan sortasi, curing,
pengemasan dan penyimpanan.
1. Sortasi
Sortasi dilakukan untuk memisahkan
antara cabai yang
rusak (busuk, patah,
memar) dengan cabai yang baik.
Sirtasi bertujuan untuk memperoleh
hasil yang
berkualitas baik dengan tingkat
kematangan yang seragam.
2. Curing
Curing dilakukan untuk
memaksimalkan pembentukan dan kestabilan warna cabai
sebelum diolah. Tujuannya untuk
membuang panas lapang. Biasanya para petani
melakukan curing
dengan cara menghamparkan
cabai yang dipanen
di tempat
teduh.
3. Pengemasan
Pengemasan cabai dilakukan untuk
melindungi cabai dari
kerusakan selama
pengangkutan. Kemasan
dibuat berbagai bahan
dan bentuknya disesuaikan
dengan kapasitas
cabai yang akan
dikemas. Untuk pasar
luar negeri (ekspor)
dikemas menggunakan
boks karton dan
cabai disusun memenuhi
volume boks
kemasan. Kemasan
diberi ventilasi udara
sehingga tidak tertutup
sama sekali.
Pada bagian luar kemasan diberi
label dengan gambar agar lebih menarik.
Untuk pemasaran
antar kota, petani
mengemas cabai biasanya
menggunakan
jaring kapasitas kira-kira 25-50 kg. Kemasan yang
biasanya:
1. Kerancang bambu ukuran alas 40 cm, tinggi 44
cm diameter tutup 50 cm
2. Kemasan
karton ukuran 35 x 40
x 50 cm
yang ke enam sisinya
diberi lubang
sirkulasi udara (diameter 1 cm
jarak antara titik lubang 10 cm).
3. karung plastik
Ketiga kemasan diatas idealnya
mampu menampung cabai sekitar 20 – 25 kg. Jika
lebih dari
25 kg cabai
bagian bawah dapat
mengalami kerusakan. Menurut
Setyowati dan
Budiarti (1992) Kemasan
yang terlalu besar
dapat menurunkan
mutu cabai terutama yang berasa
dibagian bawah.
4 . Sebelum dilakukan
pengemasan, buah cabai terlebih dahulu
dicuci lalu dilakukan
perendaman dengan larutan klorin
(natrium hypo chlorid atau metabisulfit) 0,05%
(0,05/100 x 1000 ml =0,5
gr/l).
5 . Selain kemasan di atas,
kemasan yang lain dapat digunakan
adalah:
1. Plastik
LDPE, disimpan dengan suhu
kamar dapat dipertahankan
selama 1
minggu dengan cara membuat pola
16 titik.
2. Stereoform,
disimpan pada suhu kamar
dapat dipertahankan selama 2 minggu.
3. Daun pisang lakukan dengan
suhu kamar dapat dipertahankan selama 1 minggu dengan menggunakan daun pisang .
4. Penyimpanan
Penyimpanan
cabai merah pada
ruang penyimpanan bersuhu
8 – 12o dengan
kelembaban 90 – 95 % dapat
mempertahankan masa simpan
selama 3-8 hari. Cara
terbaik untuk menyimpan
cabai merah segar
adalah dengan.
Penyimpanan dingin
bertujuan untuk menekan tingkat
perkembangan mikroorganisme dan perubahan biokimia berdasarkan
jenis bahan pengemas,
daun pisang memberikan kualitas terbaik
dalam penyimpanan cabai
merah segar kemasan
dikarenakan daun pisang memberikan nilai
susut bobot terendah
dan memberikan nilai
tertinggi dalam mempertahankan kadar
air, vitamin c,
nilai uji organoleptik,
tekstrur, warna dan aroma.
Penyimpanan yang memberikan
kualitas terbaik cabai merah dalam kemasan direkomendasikan selama 1
minggu. Semakin lama
penyimpanan maka susut
bobot semakin meningkat. Pengemas
yang direkomendasikan adalah
daun pisang dan
disimpan dalam pendingin selama 4 minggu.
Blog yg menarik dan menambah ilmu pengetahuan sudi kiranya untuk mampir ke blog Karyatuliskanaya.blogspot.com jika ada waktu ditunggu kritik dan sarannya trimakasih
BalasHapusInsya Allah
BalasHapusuntu cabe merah besar supaya bisa lebih awet bagaimana ya?
BalasHapus